Berjuang di Negeri Sendiri

(Kompilasi foto para perjuangan rupiah. Foto://Shalsabhilla Putri)

Ditulis oleh: Shalsabhilla Putri 

Jakarta, Vertex.id — Di sudut-sudut kota, di jalanan yang ramai, dan di desa yang jauh dari pusat kekuasaan, ada wajah-wajah lelah yang setiap hari bertarung melawan kenyataan. Mereka bukan tokoh terkenal, bukan pula orang berpengaruh. Mereka adalah rakyat kecil yang mencoba bertahan hidup di negeri yang mereka sebut tanah air. Ironisnya, perjuangan mereka sering kali tak sebanding dengan janji manis para penguasa yang duduk nyaman di kursi empuk kekuasaan.

Negara ini selalu dibanggakan sebagai pusat ekonomi, politik, sekaligus simbol kemajuan negeri. Gedung-gedung pencakar langit menjulang seolah menunjukkan keberhasilan pembangunan. Tetapi di balik bayangan tinggi bangunan itu, ada lorong-lorong sempit dengan rumah yang berhimpitan, ada sungai hitam yang dipenuhi sampah, ada anak-anak yang bermain di jalan karena tak ada ruang terbuka yang layak.

Ketidakadilan terasa begitu kontras. Di satu sisi, ada mereka yang dengan mudah menikmati fasilitas kota: apartemen mewah, pusat belanja megah, dan akses transportasi yang nyaman. Di sisi lain, rakyat kecil harus berdesak-desakan di angkot yang sudah uzur, mengantre berjam-jam untuk layanan kesehatan, bahkan berjuang sekadar mencari sesuap nasi.

Janji-janji penguasa pun terdengar hambar. Mereka datang setiap periode pemilu dengan kata-kata manis tentang kesejahteraan, pembangunan, dan “keadilan sosial”. Namun bagi rakyat kecil, janji itu hanya sekadar suara yang hilang ditelan kebisingan kota. Kursi empuk kekuasaan ternyata lebih nyaman daripada melihat kenyataan rakyat yang berjuang di jalanan.

Negeri ini bukan hanya milik para pejabat, bukan hanya milik investor besar yang berlomba membangun gedung baru, dan bukan hanya milik segelintir orang yang berkuasa. Negeri ini adalah milik rakyat kecil yang setiap hari bertarung untuk bertahan hidup. Mereka yang seharusnya menjadi alasan utama setiap kebijakan diambil.

Foto: Shalsabhilla Putri 

Wajah lelah seorang pria yang memanggul kardus-kardus berat dalam kondisi hujan dari dalam truk adalah potret nyata bagaimana hidup menuntut tenaga lebih dari rakyat kecil. Keringatnya menetes, bukan untuk kemewahan, melainkan sekadar untuk bertahan hidup.

Foto: Shalsabhilla Putri 

Seorang ibu duduk di trotoar kota tua membuka nasi bungkus sederhana. Di tengah hiruk pikuk kota, ia menikmati santapannya dengan tenang bahkan mengulurkan tangannya pada seekor kucing jalanan yang menghampiri. Dari sedikit yang ia miliki, ia masih mau berbagi.

Foto: Shalsabhilla Putri 

Di pojok lain, seorang pria berjualan barang-barang bekas di atas selembar spanduk bekas. Jam, kacamata, kabel, dan benda-benda kecil lainnya. Semua tersusun rapi, seakan menjadi saksi bisu perjuangan mencari rezeki dari apa yang tersisa.

Foto: Shalsabhilla Putri 

Lalu ada seorang kakek duduk di tepi jalan, menggenggam karung lusuh. Wajahnya penuh keriput, matanya menyimpan cerita panjang tentang hidup yang keras.

Foto: Shalsabhilla Putri 

Sementara di pedesaan, seorang perempuan berdiri mengawasi ternaknya. Senyum tipisnya menandakan keteguhan hati, bahwa di tanah yang hijau inilah ia menggantungkan harapan.

Foto-foto itu adalah potret nyata perjuangan rakyat kecil di negeri sendiri. Mereka yang tidak pernah masuk headline, namun justru menjadi tulang punggung kehidupan sehari-hari. Di balik keheningan gambar, ada suara yang seakan ingin berteriak: bahwa hidup bukan tentang janji pejabat, melainkan tentang keteguhan hati mereka yang terus berjuang tanpa pamrih.

Kini, pertanyaan pentingnya: sampai kapan Negeri ini akan terus membiarkan jurang ketidakadilan melebar? Sampai kapan wajah-wajah lelah itu harus menanggung beban kota yang katanya penuh harapan?


Vertex.Id

Halo! Selamat datang di Vertex.id, blog berita yang dikelola oleh Shalsabhilla Putri, mahasiswa semester 5 Prodi Jurnalistik di Politeknik Negeri Jakarta. Di sini kamu bisa dapatkan informasi terbaru yang akurat dan terpercaya. Vertex.id hadir untuk berbagi berita seputar News, Feature, Opini, Sport, Finance, Politics, Lifestyle, Vertex Foto, hingga Art&Culture dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami. Stay tuned untuk update seru dari vertex.id!

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama